Namun, tidak semua jenis wine cocok dipadukan dengan semua jenis cokelat. Untuk memberikan edukasi tentang teknik pairing yang tepat, Jaddi Academy kembali menggelar sesi panduan Wine & Chocolate Pairing, bekerja sama dengan Academy of Pastry & Culinary Arts Indonesia (APCA) dan produsen cokelat premium Embassy Chocolate.
Acara ini berlangsung di House of Wine VIN+ Arcadia, Senayan, Jakarta, pada Jumat (7/2/2025), dan dihadiri oleh para pecinta wine dan cokelat. Perjalanan rasa ini dipandu oleh Kertawidyawati, Head of Jaddi Academy, serta Chef Louis Tahuhadi, Executive Pastry Chef APCA Indonesia.
Dalam acara ini, peserta disuguhkan berbagai jenis cokelat, mulai dari white chocolate, milk chocolate, hingga dark chocolate, serta varian cokelat dengan kompleksitas rasa berbeda dalam bentuk truffle. Menariknya, truffle yang disajikan telah menggunakan wine sebagai bagian dari bahan pembuatannya, memberikan sensasi rasa yang lebih dalam dan kaya.
Cokelat yang digunakan berasal dari Embassy Chocolate, produsen cokelat couverture lokal premium yang merupakan bagian dari PT Freyabadi Indotama. Dengan visi menciptakan New World Chocolate, Embassy Chocolate menggunakan bahan-bahan berkualitas dari berbagai wilayah di Asia dan Afrika, diproses secara lokal untuk menghasilkan cokelat couverture berkualitas tinggi.
Sementara itu, sesi wine pairing menghadirkan lima jenis wine dari berbagai negara, yang dipilih dari koleksi PT Jaddi Internasional; Gato Negro Dulce Blanc (Chilean wine), Quarisa Johnny Q Chardonnay (Australian wine), Offley Tawny Porto (Portugal wine), Cusumano Merlot Terre Siciliane IGT (Italian wine), dan D’arenberg The Footbolt Shiraz (Australian wine).
Menurut Kertawidyawati, yang juga dikenal sebagai certified educator pertama di Indonesia dari lembaga bergengsi WSET – Wine & Spirit Education Trust (UK), teknik pairing wine dan cokelat harus memperhatikan warna, rasa, serta tingkat kompleksitas keduanya.
“Semakin pekat warna cokelat, semakin ideal dipadukan dengan wine berwarna gelap, seperti red wine. Begitu juga dengan tingkat kompleksitas rasa, semakin kompleks rasa wine, semakin cocok jika dipadukan dengan cokelat yang memiliki profil rasa serupa. Perpaduan ini harus dilakukan dengan hati-hati, terutama jika wine memiliki kadar acidity dan tannin yang tinggi,” jelas Kertawidyawati.
Salah satu sorotan dalam acara ini adalah truffle cokelat khusus yang dibuat oleh Chef Louis Tahuhadi, di mana wine digunakan sebagai bagian dari bahan baku. “Truffle cokelat merupakan permen cokelat berbasis ganache, yaitu campuran cokelat leleh dan krim hangat. Ganache yang sudah mengeras kemudian dibentuk menjadi bola dan dilapisi dengan bahan tambahan untuk meningkatkan rasa,” ungkap Chef Louis.
Penggunaan wine dalam truffle cokelat memberikan tantangan tersendiri, karena tidak hanya berpengaruh pada rasa tetapi juga pada tekstur dan kompleksitas akhir dari cokelat tersebut. “Dengan teknik yang tepat, kombinasi wine dan cokelat bisa menghasilkan rasa yang benar-benar unik dan menggugah selera,” tambahnya.
Event ini tidak hanya memberikan pengalaman rasa yang unik, tetapi juga menjadi langkah penting dalam mengedukasi masyarakat tentang bagaimana wine dan cokelat dapat dipadukan secara profesional. Jaddi Academy terus berkomitmen untuk memperluas wawasan para pecinta wine dan industri kuliner di Indonesia melalui berbagai sesi edukatif.