From My Knowldege and Experiences

Ekspor Edukasi Dari Bali, Mengapa Tidak?

Friday, January 8, 2021
Selama pandemi, kegiatan Kertawidyawati selaku pemimpin kegiatan Hatten Education Center justru semakin padat.
“Kami banyak membuat konten mengenai edukasi wine, ada di Youtube dan di Podcast,” katanya menjelaskan. Lho, memang ada yang berminat belajar wine?
Desain gedung The Cellardoor yang unik di Jalan Bypass Ngurah Rai, Sanur, Bali, menyambut kami sejak turun dari mobil. Aksen “industrial design” nampak dominan, terlihat dari pintu yang menggunakan pintu kontainer 40 feet dan kursi yang dibentuk dari potongan drum. Penerangan dengan lampu kerucut membuat ruangan terang, meskipun dindingnya abu-abu.

“Great wine requires a mad man grow the vine, a wise man to watch over it, a lucid poet to make it, and a lover to drink it," Tulisan besar dari pelukis Salvador Dali ini terpampang di lobby.

“Selamat datang di Hatten Education Center,” kata Kertawidyawati sambil menyambut kami.

Selama pandemi, kegiatan Kertawidyawati selaku pemimpin kegiatan Hatten Education Center justru semakin padat.

“Kami banyak membuat konten mengenai edukasi wine, ada di Youtube dan di Podcast,” katanya menjelaskan. Lho, memang ada yang berminat belajar wine?

Tentu saja! Pengetahuan tentang wine alias vinologi, merupakan syarat utama hotel-hotel untuk menjaring wisatawan kelas atas. Di sini, para sommelier alias pramusaji khusus wine, bertugas memilihkan wine yang cocok untuk para tamu, seperti dari segi rasa maupun pairing atau padanan makanannya.

“Itulah sebabnya kami punya kelas food pairing wine dengan makanan Indonesia, untuk membantu memperkenalkan kuliner kita,” kata Widya menjelaskan.

Bukan cuma itu. Hatten Education Center juga bekerja sama dengan WSET (Wine and Spirit Education Trust), sebuah organisasi yang berbasis di London, Inggris. WSET menyelenggarakan pendidikan bersertifikat untuk wine dan spirit, sebuah keahlian yang sangat dibutuhkan pekerja bar, restoran, dan pariwisata.

“Kami banyak mengadakan pelatihan untuk sekolah-sekolah pariwisata, baik di Bali maupun di Indonesia,” kata Widya.

Bali sebagai pusat pendidikan wine dan spirit global, memang jadi ide yang bisa diwujudkan. Pertama, sebagai destinasi wisata kelas dunia, Bali membutuhkan banyak tenaga profesional di bidang ini. Kedua, budaya Bali sudah akrab dengan minuman beralkohol, sehingga secara adat sudah banyak aturan yang mencegah ekses negatifnya.

Bali, rupanya sudah siap menjadi pusat edukasi wine dan spirit kelas dunia. Ekspor edukasi, mengapa tidak?